Senyummu Meredup di Sudut Malioboro Aku bergegas merapikan baju hangat yang akan aku bawa ke sebuah kota kenangan, kota yang akan selalu aku rindukan karena banyak menyimpan kenangan tentang kita, tentang rindu yang tak bertepi, asa, angkringan, kopi dan nasi kucing. Aku sesekali tersenyum saat memasukkan satu baju ganti, aku bawa baju kenangan kita, kemeja berwarna sama dengan blouse yang kamu kenakan waktu itu. Waktu dengan malu-malu kau memberikan baju itu padaku. Satu jam kemudian aku telah berada di kereta api yang membawaku dari kotaku ke kotamu, butuh waktu sekitar empat jam dua puluh tiga menit untuk sampai, tak ada kata lelah karena aku laki-laki yang menyimpan rindu terlalu lama pada kenangan kita, laki-laki yang selalu menyimpan rindu yang menggelegak tapi selalu tak sempat untuk menyegerakan hadir di sisimu karena terkungkung waktu dan dikejar deadline kerja yang gila-gilaan. Dan tiga hari berturut-turut kamu mengirimkan pesan rindu yang mau tak mau harus aku wuju
Cari Blog Ini
INDRA MENULIS